Klik untuk informasi mengenai Hedona Herbal untuk membantu pemulihan dari HIV/AIDS
hedona-logo
Hedona
Herbal
  1. Blog
  2. 7.17.2024

Apakah HIV/AIDS dapat disembuhkan?


Berbagai penelitian dilakukan untuk mengobat HIV/AIDS secara total.


HIV/AIDS belum dapat disembuhkan

HIV/AIDS tidak dapat disembuhkan. Saat ini hanya ada obat untuk menekan jumlah virus HIV/AIDS di dalam tubuh, tetapi belum ada obat yang benar-benar dapat menyembuhkannya. Terapi Antiretroviral (ART) adalah pengobatan utama untuk mengelola HIV/AIDS, yang secara signifikan mengurangi jumlah virus dalam tubuh dan memungkinkan pasien hidup lebih lama dan lebih sehat. Meskipun ART efektif dalam mengontrol virus, reservoir HIV tetap tersembunyi di dalam tubuh dan dapat aktif kembali jika pengobatan dihentikan. Penelitian terus dilakukan untuk menemukan obat yang permanen, tetapi saat ini diperlukan konsumsi obat HIV/AIDS seumur hidup untuk menjaga virus tetap terkendali.

Jika diobati sejak dini dan dengan baik, pasien HIV dapat memiliki angka harapan hidup yang panjang, layaknya usia manusia pada umumnya. Dengan adanya terapi antiretroviral (ART), individu yang didiagnosis dengan HIV memiliki kesempatan untuk mengelola kondisi mereka dengan efektif, yang mengarah pada peningkatan harapan hidup yang signifikan. Jika diikuti dengan baik, ART bekerja dengan mengurangi jumlah virus dalam darah hingga tingkat tidak terdeteksi, sehingga menjaga sistem kekebalan dan mencegah perkembangan menjadi AIDS. Sangat penting bagi pasien untuk mengikuti regimen obat HIV/AIDS yang yang diresepkan dan menjaga jadwal konsultasi rutin dengan penyedia layanan kesehatan mereka untuk memantau kesehatan mereka, mencegah resistensi obat, dan mengelola potensi komplikasi.

Terapi antiretroviral (ARV) dapat digunakan untuk menekan tingkat virus HIV dalam darah hingga ke titik di mana ia tidak lagi berbahaya. Terapi ARV, juga dikenal sebagai ART, melibatkan kombinasi obat yang mengurangi jumlah virus, sehingga memberi kesempatan bagi sistem kekebalan untuk pulih. Dengan menurunkan tingkat HIV dalam darah hingga tidak terdeteksi, ART dapat secara signifikan mengurangi risiko penyebaran virus ke orang lain dan membantu pasien menjalani hidup yang lebih sehat. Agar ART efektif, obat harus diminum sesuai resep tanpa melewatkan dosis, memastikan virus tetap tertekan dan mencegah pengembangan resistensi obat.

Tantangan dalam Menemukan Obat

Reservoir HIV, kemampuan  bermutasi virus HIV/AIDS dengan cepat, dan kemampuan menekan sistem kekebalan tubuh merupakan tantangan yang membuat HIV/AIDS sulit untuk diobat secara tuntas. Salah satu hambatan terbesar dalam mencari obat HIV adalah kemampuan virus untuk menjadi tidak aktif/dorman dan bersembunyi dalam reservoir di berbagai bagian tubuh, seperti kelenjar getah bening dan sumsum tulang. Tantangan ini dipersulit oleh kemampuan virus untuk bermutasi secara cepat, yang membuatnya sulit ditargetkan dengan satu vaksin atau pengobatan. Selain itu, HIV menyerang dan melemahkan sel T yang sangat penting bagi pertahanan sistem kekebalan, yang semakin memperumit upaya untuk menghilangkan virus. Walaupun pasien dapat menggunakan terapi antiretroviral (ART) untuk menjaga virus tetap terkendali, tetapi masih belum ada obat yang benar-benar dapat memberantas HIV/AIDS karena tantangan-tantangan tersebut.

Virus HIV/AIDS dapat mengembangkan resistensi terhadap obat-obatan. Seiring waktu, virus HIV/AIDS dapat bermutasi, sehingga membuat keefektifan obat antiretroviral (ART) yang sebelumnya baik menjadi menurun. Resistensi ini dapat muncul jika pasien tidak mematuhi regimen pengobatan yang diresepkan, sehingga memungkinkan virus berkembang biak meskipun obat tetap dikonsumsi. Tanpa kepatuhan ketat, kemungkinan pengembangan resistensi terhadap obat meningkat, sehingga mempersulit pengobatan, bahkan dapat menyebabkan kegagalan pengobatan. Sangat penting bagi pasien untuk melakukan konsultasi rutin dan mengikuti pedoman penyedia layanan kesehatan mereka dengan cermat untuk meminimalkan risiko resistensi dan menjaga efektivitas pengobatan mereka.

Masalah praktis seperti pendanaan, partisipasi dalam penelitian, dan akses global terhadap obat juga perlu untuk diatasi. Memastikan pendanaan yang memadai untuk penelitian HIV/AIDS sangat penting karena pengembangan obat yang efektif memerlukan sumber daya yang luas dan komitmen jangka panjang. Mendorong lebih banyak individu, termasuk populasi yang beragam, untuk berpartisipasi dalam uji klinis dapat menghasilkan data yang lebih luas dan solusi yang lebih komprehensif. Terakhir, memastikan bahwa obat apapun di masa depan dapat diakses dan terjangkau oleh pasien di seluruh dunia adalah hal yang penting, terutama di wilayah dengan prevalensi HIV tertinggi dan sumber daya kesehatan yang terbatas, seperti Indonesia.

Obat Potensial untuk HIV di Masa Depan

Remisi tanpa pengobatan dan pemberantasan virus sepenuhnya adalah dua visi untuk pengobatan HIV/AIDS. Remisi tanpa pengobatan, sering disebut sebagai penyembuhan fungsional, melibatkan pengendalian virus tanpa terapi antiretroviral (ART) harian. Yang diharapkan dari pendekatan ini adalah agar pasien dapat menjalani kehidupan normal dan sehat tanpa perlu mengkonsumsi ARV seumur hidup, serta untuk mengurangi risiko penularan virus. Di sisi lain, pemberantasan virus bertujuan untuk menghilangkan semua jejak virus HIV dari tubuh sepenuhnya. Kedua jalur ini memiliki tantangan ilmiah yang signifikan, tetapi penelitian dan uji klinis yang sedang berlangsung terus memberikan harapan cerah bagi penderita HIV/AIDS.

Ilmuwan sedang meneliti terapi antibodi, vaksin terapeutik, dan obat-obatan untuk menjaga virus tetap tidak aktif dalam reservoir. Berbagai pendekatan bertujuan untuk merangsang sistem kekebalan pasien untuk melawan HIV atau menjaga virus dalam keadaan dorman, bahkan tanpa terapi antiretroviral (ART) terus-menerus. Terapi antibodi bertujuan untuk menetralkan virus dan mencegahnya menginfeksi sel baru, sementara vaksin terapeutik bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sistem kekebalan melawan HIV. Selain itu, para peneliti sedang mengeksplorasi obat yang dapat mempertahankan HIV dalam bentuk tidak aktif secara permanen, mencegah virus aktif kembali jika ART dihentikan.

Inisiasi pengobatan dini dan terapi genetik juga sedang dieksplorasi untuk mencegah terbentuknya reservoir HIV dan mengendalikan virus dengan efektif. Memulai terapi antiretroviral (ART) dalam beberapa minggu setelah infeksi dapat menghasilkan reservoir virus yang jauh lebih kecil, membantu dalam pengendalian virus jangka panjang bahkan jika pengobatan dihentikan. Ilmuwan juga sedang mendalami terapi genetik, yang melibatkan perubahan DNA pasien untuk menghilangkan HIV atau memperkenalkan gen pelindung, membuat sistem kekebalan lebih baik terhadap virus HIV/AIDS. Selain itu, peneliti sedang mencari cara untuk secara permanen membungkam virus dalam reservoir ini untuk mencegah aktivasi kembali.

Teknologi mRNA dan pendekatan sistem kekebalan seperti imunoterapi juga merupakan jalur yang menjanjikan untuk mengobati HIV/AIDS. Peneliti sedang mengeksplorasi potensi mRNA untuk menginstruksikan sel-sel agar menghasilkan protein yang memicu respons kekebalan, yang dapat membantu melawan HIV. Demikian pula, imunoterapi, yang umum digunakan dalam pengobatan kanker, bertujuan untuk memperkuat sistem kekebalan pasien untuk menghilangkan virus. Metode ini masih dalam tahap penelitian awal tetapi menunjukkan potensi untuk remisi tanpa pengobatan atau bahkan pemberantasan virus, di mana sistem kekebalan mampu mengendalikan virus tanpa terapi antiretroviral (ART) harian.

Referensi

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hiv-aids/diagnosis-treatment/drc-20373531

https://www.webmd.com/hiv-aids/how-close-to-hiv-cure

https://medlineplus.gov/hivmedicines.html

hedona-logo
Hedona
Herbal

Kontak Kami

  • CV Seroja
  • Kompleks Ruko Setrasari Mall
  • Jl. Surya Sumantri
  • Bandung, Jawa Barat, 40164

  • Tel / WA
  • 0878-1011-5903
  • Email
  • support@hedonaherbal.com

© Copyright 2023 All Rights Reserved