Obat herbal sering kali dipandang sebelah mata oleh masyarakat, terutama oleh mereka yang lebih cenderung mempercayai ilmu pengobatan negara barat. Namun, sebenarnya obat herbal telah teruji selama ratusan bahkan ribuan tahun di dalam ilmu pengobatan timur. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan obat herbal memiliki fakta menarik yang patut untuk dipertimbangkan, terutama dalam pengobatan HIV/AIDS.
Untuk memahami efektivitas obat herbal terhadap HIV/AIDS, perlu memahami cara kerja obat herbal pada umumnya. Hal ini penting agar dapat menilai fakta-fakta menarik tentang penggunaan obat herbal dalam pengobatan HIV/AIDS. Pada dasarnya, tumbuh-tumbuhan herbal memiliki khasiat positif yang berbeda-beda terhadap organ tubuh yang berbeda. Kunci dari pengobatan HIV/AIDS menggunakan obat herbal adalah memahami cara kerja virus HIV/AIDS dan memahami tumbuh-tumbuhan herbal yang memiliki khasiat positif menghadang cara kerja tersebut. Dalam khasus HIV/AIDS, ia adalah penyakit berbasis virus yang menyerang kekebalan tubuh, sehingga herbal yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan memiliki sifat antivirus akan cocok. Selain itu, pada tahapan yang sudah lebih parah, HIV/AIDS juga menyebabkan penyakit turununan/infeksi oportunistik. Infeksi yang umum adalah kulit/mulut berjamur, insomnia, batuk berkepanjangan, gangguan paru-paru, sehingga obat-obatan herbal yang dapat mengurangi gejala ini akanlah baik dikonsumsi.
Walaupun obat-obatan herbal sudah digunakan sejak lama, perlu diingat bahwa pengobatan standard HIV/AIDS yang sudah teruji efektivitasnya adalah terapi Antiretroviral (ARV). Bila memungkinkan, pasien HIV/AIDS sebaiknya tetap melakukan terapi ARV sesuai dengan anjuran dokter.
Obat herbal dalam pengobatan HIV/AIDS memiliki cara kerja yang berbeda dengan obat-obatan medis konvensional. Salah satu manfaat utama dari obat herbal adalah kemampuannya dalam meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh secara alamiah. Dengan meningkatkan imunitas tubuh, obat herbal dapat membantu melawan infeksi dan mempercepat proses penyembuhan HIV/AIDS.
Selain meningkatkan imunitas tubuh secara alamiah, obat herbal juga terbukti memiliki khasiat dalam membunuh virus yang berada di dalam tubuh. Kandungan alami antivirus dalam obat herbal ini bekerja secara efektif untuk mengatasi penyakit berbasis virus seperti HIV/AIDS. Penggunaan obat herbal dalam pengobatan HIV/AIDS dapat menjadi alternatif yang efektif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien penderita HIV/AIDS.
Obat herbal juga merupakan alternatif pengobatan yang dapat membantu meringankan efek samping atau komplikasi yang disebabkan oleh terapi ARV dalam pengobatan HIV/AIDS. Obat-obatan ARV umumnya dibuat dari bahan-bahan kimia, sehingga menimbulkan banyak efek samping atau komplikasi. Oleh karena alasan ini, ada beragam jenis ARV, karena setiap pasien memiliki toleransi akan efek samping yang berbeda. Efek samping ini bisa berlangsung beberapa hari, beberapa minggu, atau bahk,an sepanjangan konsumsi ARV. Contoh umum efek samping yang dikarenakan oleh obat ARV adalah: mual, mudah lelah, dan sulit tidur/tidak pulas.
Obat herbal dalam pengobatan HIV/AIDS juga memiliki peran penting dalam meredakan rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit turunan atau infeksi oportunistik yang sering terjadi pada penderita HIV/AIDS. Ketika daya tahan tubuh pasien HIV/AIDS melemah, penyakit-penyakit turunan umumnya mulai berdatangan. Contoh infeksi oportunistik karena HIV adalah: jamur pada kulit/mulut, demam/meriang berkepanjangan, batuk yang tidak kunjung sembuh/TBC., infeksi paru-paru (pneumonia), Konsumsi obat-obatan herbal yang tepat dapat menjadi solusi untuk mengobati infeksi oportunistik yang terjadi karena HIVAIDS. Berhubung ARV sendiri umumnya dalah obat kimia yang cukup keras, konsumsi obat-obatan kimia lain untuk penyembuhan infeksi oportunistik umumnya memberatkan kerja tubuh, terutama ginjal. Karena obat herbal dibuat dari bahan-bahan alamiah, umumnya lebih aman untuk dikonsumsi.
Beberapa tanaman herbal memiliki kemampuan alami dalam meningkatkan daya tahan tubuh seseorang. Khasiat obat herbal sering kali dapat ditemukan dalam komposisi tumbuhan, yang telah terbukti bermanfaat dalam menjaga kesehatan dan mencegah berbagai penyakit. Tanaman herbal ini dapat menjadi pilihan alternatif yang efektif dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu melawan berbagai infeksi, termasuk yang terkait dengan penyakit HIV/AIDS.
Dengan imunitas yang lebih baik, tubuh akan lebih mampu melawan serangan virus dan bakteri dengan lebih efektif, menjadikannya suatu metode yang berpotensi dalam meningkatkan kesehatan manusia secara alami. Karena HIV/AIDS merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang daya tahan tubuh, obat-obatan herbal yang berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh akan sangat berguna untuk membantu mengobati HIV/AIDS.
Selain itu, daya tahan tubuh yang lebih baik juga berkhasiat untuk meningkatkan efektivitas pengobatan ARV yang sedang dilakukan. ARV bekerja dengan cara menekan perkembangan virus HIV/AIDS didalam tubuh. Dengan imunitas yang lebih baik, tubuh secara alamiah akan dapat melawan virus HIV/AIDS dengan lebih baik, sehingga efektivitas pengobatan ARV juga akan meningkat.
Tanaman herbal telah lama dipercaya memiliki khasiat dalam membantu melawan virus-virus dalam tubuh manusia. Beberapa di antaranya mengandung zat alamiah yang diteliti efektif dalam memberantas virus secara alami, membantu tubuh melawan infeksi dengan cara yang lebih alamiah. Karena HIV/AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, konsumsi herbal yang memiliki sifat antivirus merupakan opsi cocok untuk dipertimbangkan. Salah satu contoh herbal yang disinyalir efektif bagi pengobatan HIV/AIDS adalah tanaman Gandarusa
Selain itu, sifat antivirus yang dimiliki oleh obat herbal dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan efektivitas ARV. ARV bekerja dengan cara menekan jumlah virus HIV/AIDS di dalam tubuh sehingga tidak berkembang. Bila dikonsumsi berdampingan dengan herbal yang berkhasiat sama, tentunya ARV bisa bekerja dengan lebih efektif untuk menekan jumlah virus.
Untuk menguji keefektifan terapi obat herbal yang memiliki sifat antivirus, test lab Viral Load dapat dilakukan untuk mengukur jumlah virus HIV/AIDS didalam tubuh. Test ini mengukur jumlah virus HIV/AIDS yang terdeteksi didalam darah. Semakin kecil angka hasil test Viral Load, semakin kecil pula jumlah virus HIV/AIDS yang ada di dalam tubuh. Artinya, bila terapi obat herbal yang dikonsumsi benar-benar efektif untuk membunuh virus HIV/AIDS, jumlah Viral Load akan berangsur menuruan seiring konsumsi obat herbal tersebut.
Karena dibuat dari bahan kimiawi, obat ARV menyebabkan banyak efek samping dan komplikasi. Contoh efek samping yang umumnya terjadi adalah mual/masalah pencernaan, fluktuasi mood/emosi, mudah kelelahan, sulit untuk tidur. Setiap pasien memiliki kecocokan yang berbeda-beda, sehingga efek samping tersebut tidak selalu sama. Oleh karena perbedaan kecocokan tersebut, ada beraneka ragam obat ARV yang tersedia dipasaran. Namundemikian, tidaklah selalu mudah untuk menemukan dan mendapatkan akses terhadap jenis obat ARV yang cocok.
Obat-obatan herbal dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh efek samping dari terapi ARV. Sebagai contoh, kunyit dapat berguna untuk membantu mengurangi inflamasi pada sistem pencernaan, serta juga membantu menguatkan sistem pencernaan yang lemah. Untuk membantu kesulitan tidur, teh chamomile dapat dikonsumsi. Teh chamomile dapat mengurangi perasaan cemas yang sering menyebabkan sulit tidur. Untuk membantu meredakan fluktuasi mood yang berlebihan, berbagai jenis obat herbal juga dapat digunakan, contohnya: daun lavender, tanaman St. John's Wort. Tanaman herbal dapat menjadi solusi alami untuk membantu meregulasi emosi dan mengurangi efek samping yang mungkin timbul.
Secara garis besar, bila pasien HIV/AIDS mengalami suatu efek samping yang spesifik yang disebabkan oleh terapi obat Antiretroviral (ARV), obat-obatan herbal mungkin bisa menjadi solusi alamiah untuk mengurangi efek samping tersebut.
Penyakit turunan / infeksi oportunistik merupakan penyakit yang terjadi karena imunitas tubuh yang rendah. Daya tahan tubuh yang rendah menyebabkan pasien penderita HIV/AIDS menjadi lebih rentan untuk terjangkit jenis-jenis penyakit tertentu. Penyakit oportunistik yang umum menjangkit pasien HIV/AIDS adalah jamur pada kulit dan/atau mulut, demam/meriang berkepanjangan (terutama malam hari), batuk yang tidak kunjung sembuh/TBC., infeksi paru-paru (pneumonia).
Konsumsi obat-obatan herbal yang sesuai dapat membantu menyembuhkan dan mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh infeksi oportunistik. Sebagai contoh, bawang putih, lada hitam, mint, nanas, dan teh hijau merupakan contoh herbal alamiah yang dapat membantu pemulihan/mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh TBC. Demam atau panas yang berlangsung dalam jangka waktu lama yang disebabkan oleh HIV/AIDS juga dapat diredakan dengan mengkonsumsi obat-obatan herbal. Beberapa jenis herbal yang dipercaya dapat membantu mengurangi demam adalah: jahe, kunyit, daun pegagan, sambiloto, dan juga ginseng
Karena dibuat dari bahan-bahan alamiah, obat-obatan herbal juga aman untuk dikonsumsi berdampingan dengan terapi antiretroviral (ARV). Obat herbal yang sepenuhnya dibuat dari bahan alamiah umumnya tidak menimbulkan efek samping (kecuali bila ada kondisi khusus seperti alergi), sehingga dapat digunakan sebagai suplement dari ARV untuk membantu pemulihan dari HIV/AIDS.
Hedona Herbal merupakan salah satu contoh obat herbal yang berkhasiat untuk membantu pemulihan dari HIV/AIDS. Hedona dibuat sepenuhnya dari tumbuh-tumbuhan alamiah yang berkhasiat untuk membunuh virus dan juga meningkatkan daya tahan tubuh. Hedona herbal dibuat dari lebih dari 10 jenis dedadunan dan akar tumbuh-tumbuhan yang sudah terbukti dan teruji efektif untuk membantu pemulihan dari penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Klik disini untuk informasi lebih lanjut penggunaan Hedona Herbal untuk membantu pemulihan dari HIV/AIDS