Infeksi HIV (human immunodeficiency virus) dapat menimbulkan berbagai gejala, dan dalam beberapa kasus, pasien bahkan mungkin tidak mengalami gejala apa pun selama bertahun-tahun. Tanda dan gejala HIV dapat bervariasi tergantung pada stadium infeksi dan ketahanan tubuh pasien. Berikut beberapa tanda dan gejala umum yang berhubungan dengan infeksi HIV-AIDS:
1. Sindrom Retroviral Akut (ARS): Banyak orang mengalami gejala mirip flu dalam beberapa minggu pertama setelah infeksi awal, yang dikenal sebagai sindrom retroviral akut (ARS). Gejala umum mungkin termasuk demam, kelelahan, sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri otot, nyeri sendi, sakit kepala, dan ruam. Tidak semua orang yang terinfeksi HIV akan mengalami ARS, dan gejalanya sering kali disalahartikan sebagai infeksi virus lainnya.
2. Gejala Kronis: Setelah tahap akut, infeksi HIV biasanya memasuki tahap kronis di mana pasien hanya mengalami sedikit atau tanpa gejala selama beberapa tahun. Gejala kronis dapat berupa kelelahan terus-menerus, penurunan berat badan, keringat malam, demam berulang, dan infeksi terus-menerus atau berulang seperti kandidiasis mulut (kandidiasis mulut) atau herpes genital berulang.
3. HIV/AIDS Tingkat Lanjut: Tanpa pengobatan, infeksi HIV dapat berkembang ke stadium lanjut yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). Gejala HIV/AIDS stadium lanjut mungkin termasuk penurunan berat badan yang parah, diare kronis, batuk terus-menerus, sesak napas, kelelahan parah, pembengkakan kelenjar getah bening, demam berulang, keringat malam, gejala neurologis seperti kebingungan atau kehilangan ingatan, dan infeksi oportunistik (infeksi yang memanfaatkan melemahnya pertahanan kekebalan tubuh), seperti pneumonia Pneumocystis (PCP), tuberkulosis (TB), retinitis sitomegalovirus (CMV), meningitis kriptokokus, atau kanker tertentu seperti sarkoma kaposi.
4. Infeksi Tanpa Gejala: Beberapa pasien mungkin tidak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun setelah terinfeksi HIV, tanpa tanda atau gejala penyakit yang jelas. Namun, meski tidak ada gejala, HIV masih dapat menyebabkan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh dan berkembang menjadi AIDS jika tidak diobati.
Penting untuk diingat bahwa munculnya gejala-gejala ini tidak selalu mengindikasikan infeksi HIV, karena bisa juga disebabkan oleh kondisi medis lainnya. Selain itu, beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala apa pun, terutama pada tahap awal infeksi.
Satu-satunya cara untuk mengetahui secara pasti apakah seseorang mengidap HIV adalah dengan melakukan tes. Tes HIV dianjurkan bagi siapa saja yang mungkin terpapar virus melalui aktivitas seksual tanpa kondom, berbagi jarum suntik, atau faktor risiko lainnya. Diagnosis dini dan inisiasi terapi antiretroviral (ARV) sangat penting untuk menangani infeksi HIV dan mencegah perkembangan penyakit menjadi AIDS.