Masyarakat Indonesia biasanya mengkonsumsi berbagai jenis obat herbal untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk obat HIV. Konsumsi obat herbal di Indonesia sudah menjadi budaya turun-temurun, mengingat kekayaan alam yang menyediakan berbagai tanaman obat yang aman dan minim efek samping. Namun, penting untuk mencermati keaslian obat herbal yang dikonsumsi mengingat maraknya peredaran obat palsu yang dapat membahayakan kesehatan. Beberapa cara untuk memastikan keaslian obat herbal termasuk konsultasi dengan dokter, memeriksa kemasan produk, membaca label dengan teliti, serta memeriksa izin edar dari BPOM.
Obat herbal paling banyak dicari untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Meningkatnya minat terhadap obat herbal untuk daya tahan tubuh disebabkan oleh keyakinan bahwa bahan alami lebih aman dan memiliki efek samping lebih sedikit dibandingkan obat kimia. Echinacea, ginseng, dan kurkumin adalah beberapa contoh bahan herbal populer yang digunakan untuk tujuan ini. Namun, penting untuk memastikan bahwa obat herbal yang dikonsumsi adalah asli, karena produk palsu dapat membahayakan kesehatan dan tidak memberikan manfaat yang diharapkan. Selalu periksa izin edar BPOM, baca label dengan teliti, dan konsultasikan dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat herbal.
Pengobatan herbal dianjurkan untuk meningkatkan kebugaran. Konsumsi obat herbal yang berasal dari bahan alami mampu memberikan manfaat kesehatan dengan minim efek samping. WHO bahkan merekomendasikan pengobatan herbal untuk menangani gangguan kesehatan ringan. Namun, penting untuk memastikan keaslian produk herbal yang dikonsumsi, karena obat palsu bisa membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter dan memeriksa izin edar BPOM sebelum mengonsumsi obat herbal tertentu.
Sebagian produk obat herbal yang beredar adalah palsu dan berbahaya bagi kesehatan. Konsumsi obat herbal palsu dapat menyebabkan risiko kesehatan serius, bahkan kematian, karena produk ini sering kali tidak mengandung bahan aktif yang tepat, atau justru mengandung bahan kimia berbahaya. Kondisi produksi yang tidak higienis dan dilakukan oleh tenaga yang tidak berkualifikasi memperparah risiko ini. Oleh karena itu, sangat penting untuk memeriksa keaslian obat herbal sebelum dikonsumsi melalui langkah-langkah seperti pengecekan kemasan, nomor izin edar dari BPOM, serta berkonsultasi dengan dokter atau apoteker.
Konsultasi dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat herbal untuk memastikan keasliannya merupakan langkah krusial. Konsultasi ini penting untuk mencegah risiko kesehatan yang lebih buruk akibat mengkonsumsi obat herbal palsu. Dokter dapat membantu memeriksa izin edar produk dan menganalisis komposisinya untuk memastikan apakah produk tersebut aman dan asli. Selain itu, dokter juga dapat memberikan informasi tambahan mengenai bahan-bahan yang harus dihindari, terutama jika ada riwayat alergi atau kondisi medis tertentu.
Periksa kemasan produk secara teliti sebelum membelinya, seperti tanggal kadaluarsa dan nomor BPOM. Pastikan kemasan produk tidak terdapat indikasi cacat seperti karat, berlubang, robek, gompal, atau bocor. Selain itu, penting untuk mencermati informasi yang tercantum pada kemasan, termasuk nomor izin BPOM, nama atau alamat perusahaan, dan informasi komposisi serta saran penyajian. Melakukan pengecekan terhadap tanggal produksi dan kedaluwarsa juga krusial untuk memastikan keamanan produk herbal yang akan dikonsumsi.
Bacalah label dengan teliti untuk mengetahui aturan pakai dan komposisi obat. Pentingnya membaca label secara seksama tidak dapat diabaikan dalam memilih obat herbal yang terpercaya, terutama dalam konteks pengobatan HIV di mana keampuhan dan keamanan produk sangat krusial. Saat memeriksa label, pastikan tertera informasi lengkap mengenai dosis, cara penggunaan, indikasi, kontraindikasi, dan bahan-bahan yang terkandung di dalamnya. Hal ini akan membantu mengidentifikasi apakah Anda memiliki alergi terhadap komposisinya atau jika ada bahan yang seharusnya dihindari. Selain itu, pastikan obat tersebut memiliki nomor izin edar dari BPOM yang dapat diverifikasi untuk memastikan keasliannya.
Pastikan izin edar dari BPOM untuk mengetahui keaslian produk sebelum mengkonsumsinya. Memeriksa izin edar dari BPOM merupakan langkah penting untuk memastikan suatu produk obat herbal bukanlah produk palsu. Produsen obat herbal palsu sering kali memalsukan nomor izin edar sehingga tampak seolah-olah asli. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk memeriksa keaslian nomor izin melalui situs resmi BPOM di https://cekbpom.pom.go.id/. Selain itu, pastikan untuk selalu membeli produk dari apotek atau toko obat yang terpercaya guna menghindari risiko kesehatan yang disebabkan oleh obat palsu.
Panduan dan rekomendasi dari WHO untuk membedakan obat palsu adalah langkah penting untuk memastikan keamanan dan keefektifan pengobatan. WHO merekomendasikan untuk selalu memeriksa kemasan obat secara teliti untuk mengidentifikasi kesalahan ejaan atau tanda-tanda kerusakan. Selain itu, penting untuk memastikan bahwa tanggal pembuatan dan kadaluarsa yang tercantum pada kemasan luar sesuai dengan yang tercantum pada kemasan dalam. Konsultasi dengan apoteker atau tenaga kesehatan jika obat tidak memberikan efek yang diharapkan atau menimbulkan reaksi buruk juga sangat dianjurkan. Laporan produk obat yang mencurigakan ke otoritas pengawas obat nasional adalah langkah yang proaktif untuk melindungi diri dari risiko kesehatan yang serius akibat konsumsi obat palsu.
Global Surveillance and Monitoring System WHO membantu dalam mendeteksi obat palsu secara sistematis. Sistem ini diluncurkan pada tahun 2013 untuk mendorong negara-negara melaporkan insiden produk medis substandar dan palsu dalam format yang terstruktur dan sistematis. Dengan adanya sistem ini, WHO dapat memberikan dukungan teknis dalam keadaan darurat, menghubungkan insiden antar negara dan kawasan, serta mengeluarkan peringatan produk medis. Sistem ini juga membantu mengumpulkan bukti yang divalidasi untuk menunjukkan lingkup, skala, dan kerugian yang disebabkan oleh produk medis substandar dan palsu serta mengidentifikasi kerentanan dan tren. Hingga November 2017, WHO telah mengeluarkan 20 peringatan produk medis global dan menyediakan dukungan teknis dalam lebih dari 100 kasus, memperkuat pengawasan terhadap obat-obatan herbal HIV agar masyarakat terhindar dari produk palsu yang dapat membahayakan kesehatan.
Diperlukan kerjasama antar negara melalui Member State Mechanism untuk mencegah dan mengontrol obat palsu. Mekanisme ini berfungsi sebagai platform global yang memungkinkan negara-negara berkoordinasi, mengambil keputusan, dan mengorganisir tindakan-tindakan untuk menangani produk obat yang substandar dan palsu. WHO telah meluncurkan Sistem Pengawasan dan Pemantauan Global untuk mendorong laporan insiden terkait obat substandar dan palsu secara sistematis. Dengan demikian, negara-negara dapat mengatasi ancaman bersama dan melaporkan produk obat bermasalah, serta mengeluarkan peringatan terkait untuk melindungi kesehatan masyarakat. Kerjasama ini penting untuk memastikan keamanan dan efektivitas penggunaan obat di seluruh dunia.