Klik untuk informasi mengenai Hedona Herbal untuk membantu pemulihan dari HIV/AIDS
hedona-logo
Hedona
Herbal
  1. Blog
  2. 6.16.2024

Mitos dan Fakta seputar Pengobatan HIV

Mitos dan Fakta seputar Pengobatan HIV


Pengenalan HIV

Infeksi HIV menyerang daya tahan tubuh sehingga penderita menjadi gampang terserang penyakit-penyakit lain. Daya tahan tubuh menurun secara berkala secara perlahan sehingga pada tahapan awal mungkin saja penderita HIV tidak mengalami gejala apa-apa yang signifikan. Namun demikian, apabila tidak ditanggulangi sejak dini, lama-kelamaan daya tahan akan menjadi sangat rendah sehingga pasien akan sangat rentan terserang penyakit. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala-gejala awal HIV agar pasien dapat segera melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat. 

Bila tidak diobati secara rutin dan teratur, HIV akan berkembang menjadi AIDS, suatu penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan. Bila kondisi imunitas tubuh penderita HIV lebih rendah dari batasan tertentu, pasien dinyatakan terjangkit AIDS. AIDS sangatlah berbahaya karena penderita sangat mudah terjangkit penyakit-penyakit berbahaya seperti kanker Sarkoma Kaposi, kanker Limfoma non-Hodgkin, dan juga kanker rahim. Selain itu penderita AIDS juga sangat mudah untuk terjangkit penyakit-penyakit berat seperti radang paru-paru/pneumonia, kulit/mulut berjamur, batuk berdarah/ tuberculosis/TBC, Herpes Simplex, dan juga Tifus.

Sangatlah penting bagi penderita HIV untuk mendapatkan pengobatan sejak dini dan menjalani perawatan secara rutin dan teratur agar dapat mengontrol perkembangan virus tersebut agar tidak sampai menjadi AIDS, sehingga dapat mencegah risiko terjangkitnya penyakit yang lebih berbahaya.

Fakta seputar HIV

Penderita HIV dapat hidup dengan normal apabila HIV diobati dari sejak dini, secara rajin dan teratur. Pengobatan yang rutin dan teratur dapat membantu menekan lajur virus HIV di dalam tubuh sehingga penderitanya dapat menjalani kehidupan dengan sehat dan sejahtera, layaknya orang sehat pada umumnya. Dengan penanganan yang tepat, penderita HIV memiliki potensi untuk hidup lama dan sehat tanpa terpengaruh oleh dampak negatif signifikan yang bisa muncul dari penyakit ini.

Fakta menunjukkan bahwa HIV belum dapat disembuhkan secara total saat ini. Terapi pengobatan antiretroviral (ARV) dapat membantu menekan perkembangan virus HIV dalam tubuh yang dapat mencegah kondisi lebih lanjut, yakni AIDS. Oleh karena itu, pemantauan dan pengobatan rutin dengan ARV sangat penting bagi penderita HIV agar bisa menjalani hidup yang normal dan sejahtera. Penting juga untuk dicatat bahwa pengobatan ARV harus dilakukan dengan dosis yang tepat, secara rutin dan tepat waktu agar tidak terjadi resistensi obat. Jika obat HIV tidak dikonsumsi sesuai arahan secara tepat waktu, virus HIV dapat bermutasi sehingga membentuk varian baru yang memiliki kekebalan khusus terhadap obat tersebut.

Pada tahapan awal infeksi HIV, penderita mungkin tidak mengalami gejala apa-apa yang signifikan. Terutama bagi pasien yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat, bisa diperlukan waktu beberapa tahun sebelum HIV menunjukkan gejala yang jelas. Namun demikian, infeksi HIV adalah infeksi yang sangat serius karena dapat berkembang menjadi penyakit mematikan (AIDS) walaupun gejala awalnya tidak mudah dideteksi. Oleh karena itulah penting untuk menjalani tes HIV secara rutin, terutama bagi yang memiliki risiko tinggi, agar dapat segera mendapatkan diagnosa dan perawatan yang dibutuhkan.

Mitos tentang Obat HIV

Bahwa HIV dapat disembuhkan secara total adalah mitos yang salah kaprah dan tidak sesuai dengan ilmu kedokteran. Sampat saat penulisan artikel ini (bulan Juni 2024), belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV sepenuhnya. Pengobatan ilmiah untuk HIV/AIDS yang diakui di dunia kedokteran adalah antiretroviral (ARV). Terapi antiretroviral (ARV) hanya berfungsi untuk menekan jumlah virus HIV dalam tubuh agar tidak berkembang terlalu pesat. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan agar tidak sampai terjangkit HIV.

Dalam pembicaraan seputar HIV, terdapat juga mitos bahwa orang yang berolahraga teratur dan memiliki kesehatan mental yang baik tidak akan terjangkit HIV. Hal ini tidaklah benar karena siapa saja dapat terjangkit HIV apa bila mengalami hubungan kontak dengan penderita HIV lainnya melalui cairan tubuh (terutama darah) atau hubungan seksual. Menurut penelitian, seseorang yang berhubungan seks dengan penderita HIV/AIDS memiliki kemungkinan terjangkit HIV setinggi 15%. Seperti sebelumnya dijelaskan, penting untuk mengingat bahwa gejala awal HIV cukup ringan sehingga sulit untuk dikenali, oleh karena itu sangatlah penting untuk melakukan check-up apabila seseorang beresiko terpapar HIV.

Salah satu mitos yang umum adalah anggapan bahwa jika virus HIV tidak terdeteksi dalam darah berarti penderita HIV sudah sepenuhnya sembuh. Banyak obat alternatif HIV yang beredar dipasaran Indonesia membuat klaim bahwa pasien mereka bisa sembuh total dari HIV dengan bukti hasil test viral load negatif. Perlu dicatat bawah hal ini sebenarnya disebabkan oleh keterbatasan teknologi medis yang ada dalam mendeteksi virus, bukan menandakan kesembuhan total dari HIV. Tekonlogi yang digunakan untuk mendeteksi jumlah virus HIV di dalam darah memiliki keterbatasan untuk mendeteksi jumlah virus. Bila jumlah virus yang ada di dalam darah lebih sedikit dari batas tertentu, teknologi tersebut tidak dapat mendeteksi virus HIV. Hal ini sangatlah penting untuk diingat karena apabila obat HIV/AIDS dihentikan, virus HIV dapat berkembang dan resistensi terhadap obat HIV tersebut dapat terbentuk sehingga obat HIV tersebut dapat berkurang efektivitasnya.

Mitos lain yang seringkali beredar mengatakan bahwa penggunaan kondom merupakan cara yang 100% aman untuk mencegah penularan HIV. Hal ini merupakan kekeliruan karena walaupun kondom memang dapat mengurangi risiko, namun kondom tidaklah menjamin 100% tidak terjadinya penularan HIV. Menurut riset, efektivitas kondom dalam mengurangi penularan HIV/AIDS adalah sekitar 85%. Bila kita kaitkan dengan riset lainnya bahwa ada 15% kemungkinan terjangkit HIV ketika berhubungan seksual dengan penderita HIV/AIDS lainnya, ini artinya, walaupun menggunakan kondom, masih ada kemungkinan 2.25% untuk terjangkit HIV apabila seseorang melakukan hubungan badan dengan penderita HIV/AIDS. Oleh karena itu sangatlah penting untuk menghindari melakukan hubungan seksual pra-nikah dan/atau dengan pasangan yang terjangkit HIV/AIDS.


hedona-logo
Hedona
Herbal

Kontak Kami

  • CV Seroja
  • Kompleks Ruko Setrasari Mall
  • Jl. Surya Sumantri
  • Bandung, Jawa Barat, 40164

  • Tel / WA
  • 0878-1011-5903
  • Email
  • support@hedonaherbal.com

© Copyright 2023 All Rights Reserved